ARAH TATANAN BARU
Hidup di Era Pandemi dan Sesudahnya
Webinar
Seri 1
Kongres Kebudayaan Desa 2020
1-10 Juli
2020
Pada pembukaan Kongres Kebudayaan
Desa, 1 Juli 2020, Wahyudi Anggoro Hadi, Lurah Desa Panggungharjo, mengatakan bahwa desa
adalah ibu bumi, tempat kembali dan berbagi. Pernyataan puitis yang terkesan
meromantisir desa tersebut, diakui atau tidak, menemukan pengejawantahannya
hari ini. Sebelum akhir tahun 2019 (atau awal 2020), barangkali tak banyak di
antara kita yang menduga bahwa akan tiba suatu hari di mana bencana besar bakal
menjelma dalam wujud sesuatu yang
tak kasat mata. Kita menyebutnya virus Corona dan
menamakan penyakit yang diakibatkannya sebagai Covid-19. Beberapa bulan setelah
kasus pertama ditemukan di Wuhan, Tiongkok WHO menabalkan status pandemi
terhadap wabah ini. Lantas, semua berubah. Pandemi ini menyadarkan orang bahwa
industri kesehatan gagal melindungi masyarakat. Dengan mempertimbangkan
bagaimana cara penularannya, wabah ini selanjutnya juga memaksa kita mengubah
relasi yang selama ini dianggap normal. Manusia kemudian membatasi sentuhan
fisik yang biasa dilakukan, seperti jabat tangan, berpelukan, atau aktivitas
fisik lain. Di balik ancaman yang muncul, Covid-19 membuat kita mempertanyakan
tatanan dan kebiasaan yang selama ini terjadi. Termasuk kebutuhan dasar yang
seharusnya dijamin oleh pemerintah, tetapi justru diatur oleh swasta dan
kekuatan modal.
Covid-19
mengubah semua tatanan tersebut tanpa teriakan revolusi. Kota-kota lumpuh.
Jalanan yang biasa ramai dan macet tiba-tiba berubah lengang. Udara memang
menjadi lebih segar karena polusi yang berkurang, tetapi itu diiringi kecemasan
yang menyesakkan. Perekonomian ambruk. Lantas, kita mendengar berita tentang
perusahaan-perusahaan yang terpaksa merumahkan karyawannya. Lantas, para
manusia urban itu, yang bertahun-tahun sebelumnya meninggalkan desa dengan
harapan mendapatkan kehidupan yang lebih baik di kota, menyadari bahwa kota tak
lagi seperti yang mereka angankan. Seperti seorang tualang yang lelah mereka
mulai teringat kepada desa, kepada ibu bumi mereka..............
Silahkan : Arah Tatanan Baru